Warga Dusun Jlegong, Desa Jlegong, menggelar tradisi tahunan Sadranan/Sedekah Bumi sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi dan keselamatan warga. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai Jumat pagi (4 Juli 2025) hingga Sabtu malam (5 Juli 2025), dengan berbagai rangkaian acara yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Kegiatan dimulai pada Jumat pagi dengan bersih-bersih makam (sarean) leluhur yang terletak di wilayah Dusun Jlegong. Tradisi ini dilanjutkan dengan genduren kupat lepet, sebagai simbol kebersamaan dan bentuk sedekah warga kepada sesama.

Pada siang harinya, acara dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit yang berlangsung semalam suntuk hingga pagi hari Sabtu (5 Juli 2025). Pertunjukan wayang ini menjadi daya tarik tersendiri bagi warga, terutama karena menggambarkan nilai-nilai budaya dan spiritual yang diwariskan turun-temurun.

Memasuki Sabtu siang, masyarakat kembali berkumpul dalam acara pengajian umum yang menghadirkan KH. Nuryanto dari Pati. Dalam ceramahnya, beliau menyampaikan pentingnya menjaga tradisi sebagai wujud cinta terhadap budaya sekaligus memperkuat nilai-nilai keagamaan dan persatuan.

Sebagai penutup, pada Sabtu sore digelar pagelaran seni kuda lumping, yang disambut antusias oleh warga dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Suasana kebersamaan dan kekhidmatan mewarnai keseluruhan rangkaian kegiatan.

 

Tradisi Sadranan ini tidak hanya sebagai ritual budaya, tetapi juga sebagai momentum mempererat tali silaturahmi antarwarga, serta pelestarian nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para leluhur.